Rabu, 19 Februari 2014

Rumah Adat Bali



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rumah Bali
Bali merupakan salah satu tempat tujuan pariwisata di dunia, perkembangan pariwisata Bali sangat pesat karena pengaruh dari teknologi yang memperkenalkan pulau bali beserta keunikannya ke mancanegara, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke Bali, bertambahnya jumlah hotel/resort,restaurant, travel agent, money changer, spa, tempat-tempat pertunjukan/hiburan, artshop, dan fasilitas pendukung lainnya.
 Bali memiliki berbagai macam warisan budaya yang dapat dijadikan atraksi wisata sebagai daya tarik para wisatwan untuk mengunjungi Bali, seperti berbagai macam tari-tariaan beserta alat-alat musik khas bali, mulai dari tarian yang sakral sampai tarian kontemporer, begitu juga dengan alat musiknya. Selain itu Bali juga memiliki hal-hal lain seperti  pemandangan alam, flora dan fauna serta yang paling terkenal adalah rumah adat bali. Rumah Adat Bali yaitu rumah yang berurutan dari tempat yang suci sampai tempat yang dianggap kotor. Ada beberapa pedoman dan tatacara membangun Rumah Bali anatara lain, Asta Kosala-Kosali, Nawa Sanga, Status Sosial atau Sitem Hirarki
Rumah Adat Bali dijadikan sebuah Resort yang menjadi daya tarik tersendiri, hal ini disukai oleh parawisatawan karena suasana Rumah Adat Bali yang nyaman dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Rumah Adat Bali yang dijadikan Resort menawarkan berbagai macam fasilitas seperti Rastoran, Kamar Tidur, Swimming Pool, serta fasilitas lainnya yang didesain dengan arsitektur Bali
Pemerintah dan Masyarakat  Bali sangat mendukung Rumah Adat Bali digunakan sebagai resort, karena dapat menambah kunjungan wisata, menambah Devisa Negara, Mngurangi Pengangguran, bertambahnya lapangan kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menjaga kelestarian Rumah Adat Bali. itu terbukti bahwa pemerintah dapat mengeluarkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Dengan beralihnya fungsi Rumah Adat Bali menjadi sebuah resort, banyak terjadi permasalahan seperti diisukan sebagai tempat mesum

1.2 Rumusan Masalah
1.      Rumah Bali membutuhkan area yang luas
2.      Bahan-Bahan Rumah Bali Cukup Sulit untuk dicari di masa modern ini
3.      Untuk membangun rumah bali sangat sulit karena para tukang bangunan harus mengetahui kosala-kosali rumah bali dan saat ini sedikit tukang yang mengetahui pedoman-pedoman membuat rumah bali
1.3 Tujuan
Tujuan kami mengakat Rumah Bali sebagai makalah kami karena kami ingin melestarikan budaya Rumah Bali sehingga Rumah Bali tidak menjadi kenangan.  Dan kita semua menjadi bisa atau mengetahui pedoman-pedoman Rumah Bali
1.4 Manfaat
            Rumah Bali merupakan yang harus dijaga kelestariannya, sehingga kita dapat memperkenalkan warisan budaya kita ke dunia luar sehingga dengan tatanan Rumah Bali yang unik ini kita dapat mengundang para wisatawan domestic maupun wisatwan mancanegara untuk berkunjung ke Bali, sehingga dapat menambah Devisa Negara.
            Selain itu kita juga dapat membuat  Rumah Bali menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali selain melihat Pantai, Gunung, Pura, Persawahan, Danau dan makanan khas Bali












RUMAH BALI

A.    Pengertian Rumah Bali
Rumah yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi

B.     Tata Cara Dan Pedoman Membuat Rumah Bali
1)      Asta Kosala Kosali
merupakan Fengshui-nya Bali, adalah sebuah tata cara, tata letak, dan tata bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada di Bali yang sesuai dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.  Pengukurannya pun lebih menggunakan ukuran dari Tubuh yang empunya rumah. Mereka tidak menggunakan meter tetapi menggunakan seperti:
§  Musti (ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas),
§  Hasta (ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka)
§  Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan)

Dalam kosala kosali ada tiga landasan sebagai pedoman pembangunan rumah dan tempat suci di bali:

a.      Landasan filosofis
Ø Hubungan Bhuwana Alit dengan Bhuwana Agung.
Pembangunan perumahan adalah berlandaskan filosofis bhuwana alit bhuwana agung. Bhuwana Alit yang berasal dari Panca Maha Bhuta adalah badan manusia itu sendiri dihidupkan oleh jiwatman. Segala sesuatu dalam Bhuwana Alit ada kesamaan dengan Bhuwana Agung yang dijiwai oleh Hyang Widhi. Kemanunggalan antara Bhuwana Agung dengan Bhuwana Alit merupakan landasan filosofis pembangunan perumahan umat Hindu yang sekaligus juga menjadi tujuan hidup manusia di dunia ini.
Ø Unsur- unsur pembentuk.
Unsur pembentuk membangun perumahan adalah dilandasi oleh Tri Hit a Karana dan pengider- ideran (Dewata Nawasanga). Tri Hita Karana yaitu unsur Tuhan/ jiwa adalah Parhyangan/ Pemerajan. Unsur Pawongan adalah manusianya dan Palemahan adalah unsur alam/ tanah. Sedangkan Dewata Nawasanga (Pangider- ideran) adalah sembilan kekuatan Tuhan yaitu para Dewa yang menjaga semua penjuru mata angin demi keseimbangan alam semesta ini.

b.      Landasan Etis
Ø  nilai dari bangunan adalah berlandaskan etis dengan menempatkan bangunan pemujaan ada di arah hulu dan bangunan- bangunan lainnya ditempatkan ke arah teben (hilir). Untuk lebih pastinya pengaturan tata nilai diberikanlah petunjuk yaitu Tri Angga adalah Utama Angga, Madya Angga dan Kanista Angga dan Tri Mandala yaitu Utama, Madya dan Kanista Mandala.
Ø  Pembinaan hubungan dengan lingkungan. Dalam membina hubungan baik dengan lingkungan didasari ajaran Tat Twam Asi yang perwujudannya berbentuk Tri Kaya Parisudha

c.       Landasan Ritual
Dalam mendirikan perumahan hendaknya selalu dilandaskan dengan upacara dan upakara agama yang mengandung makna mohon ijin, memastikan status tanah serta menyucikan, menjiwai, memohon perlindungan Ida Sang Hyang Widhi sehingga terjadilah keseimbangan antara kehidupan lahir dan batin.


2)      Nawa Sanga
Nawa sanga berasa dari bahasa sansekerta yaitu “nawa” yang artinya arah dan “ sanga” yang artinya sembilan. Jadi konsep ini berpegang kepada  arah mata angin.  Setiap bangunan itu memiliki tempat sendiri. seperti misalnya:
§  Dapur, karena berhubungan dengan Api maka Dapur ditempatkan di Selatan,
§  Tempat Sembahyang karena berhubungan dengan menyembah akan di tempatkan di Timur tempat matahari Terbit.
§  Karena Sumur menjadi sumber Air maka ditempatkan di Utara dimana Gunung berada begitu seterusnya.

3)      Status Sosial / sistem hirarki
Selain itu sosial status juga menjadi pedoman.  jadi rumah di bali itu ada yang disebut Puri juga atau Jeroan, biasanya dibangun oleh warna / wangsa Kesatria. tapi karena sekarang banyak yang sudah kaya diBali, jadi siapapun boleh membuat yang seperti ini. Namun nanti bedanya di Tempat Persembahyangan di Dalamnya saja.
Warna itu merupakan sistem hirarki, di Bali Hirarkial itu juga berpengaruh terhadap tata ruang bangunan rumahnya. Dalam pembuatan rumahnya rumah akan dibagi menjadi:
§  jaba untuk bagian paling luar bangunan
§  jaba jero untuk mendifinisikan bagian ruang antara luar dan dalam, atau ruang tengah

jero untuk mendiskripsikan ruang bagian paling dalam dari sebuah pola ruang yang dianggap sebagai ruang paling suci atau paling privacy bagi rumah tinggal
Di konsep ini juga disebutkan tentang teknik konstruksi dan materialnya. ada namanya Tri Angga, yang terdiri dari:
§  Nista menggambarkan hirarki paling bawah dari sebuah bangunan, diwujudkan dengan pondasi rumah atau bawah rumah sebagai penyangga rumah. bahannya pun biasanya terbuat dari Batu bata atau Batu gunung.
§  Madya adalah bagian tengah bangunan yang diwujudkan dalam bangunan dinding, jendela dan pintu. Madya mengambarkan strata manusia atau alam manusia
§  Utama adalah symbol dari bangunan bagian atas yang diwujudkan dalam bentuk atap yang diyakini juga sebagai tempat paling suci dalam rumah sehingga juga digambarkan tempat tinggal dewa atau leluhur mereka yang sudah meninggal. Pada bagian atap ini bahan yang digunakan pada arsitektur tradisional adalah atap ijuk dan alang-alang.

C.    Tata Letak Rumah Bali
Sesuai dengan pedoman diatas, tata letak rumah bali dapat dilihat pada gambar di bawah ini.




                                    




            berikut bagian-bagian dari rumah Bali:
  1. Pamerajan adalah tempat upacara yang dipakai untuk keluarga. Dan pada perkampungan tradisional biasanya setiap keluarga mempunyai pamerajan yang letaknya di Timur Laut pada sembilan petak pola ruang
  2. Umah Meten yaitu ruang yang biasanya dipakai tidur kapala keluarga sehingga posisinya harus cukup terhormat
  3. Bale Sakepat, bale ini biasanya digunakan untuk tempat tidur anakanak atau anggota keluarga lain yang masih junior.
  4. Bale tiang sanga biasanya digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu
  5. Bale Dangin biasanya dipakai untuk duduk-duduk membuat bendabenda seni atau merajut pakaian bagi anak dan suaminya.
  6. Lumbung sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan hasil kebun lainnya.
  7. Paon (Dapur) yaitu tempat memasak bagi keluarga.
  8. Aling-aling adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam.
  9. Angkul-angkul yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada pura yaitu sebagai gapura jalan masuk.

1 komentar: